Cahaya dan Syaiful menjadi perenungan atas modus kebersamaan kita sebagai manusia. Lovely Man menempatkan atribut masing-masing protagonis sebagai perwakilan dari perbedaan yang ada dalam kehidupan bersama. Namun, pembuat film tidak meniatkan relasi Cahaya dan Syaiful untuk pembedahan yang meluas, tapi mendalam. Cakupannya personal, bukan sosial. Terlihat bagaimana sepanjang film kamera lebih berfokus pada Cahaya dan Syaiful. Lanskap ibu kota yang gegap gempita dikaburkan menjadi kerlingan lampu belaka. Dengan begini, pembuat film mengajak penonton untuk memperhatikan gestur keduanya. Abaikan dunia di luar sana. Dunia kecil di antara Cahaya dan Syaiful jauh lebih menarik.
PEMERANFILM : Donny Damara, Raihaanun, Yayu A.W. Unru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar